Rubberised Bitumen atau aspal karet merupakan campuran aspal panas dan serpihan karet dari ban bekas. Aspal karet jenis ini sudah banyak digunakan dan diaplikasikan di Amerika khususnya negara bagian Arizona, California dan Texas. Aspal karet ini juga digunakan di beberapa negara di Eropa Barat, Afrika Selatan dan Kanada. Aspal karet dapat dipakai untuk menambal celah atau lobang aspal jalanan, dan juga dapat dicampurkan ke aspal panas sehingga menghasilkan aspal karet dengan karakteristik yang unik. ASTM mendefenisikan aspal karet atau rubberised bitumen sebagai campuran aspal, karet ban bekas, dan ditambah bahan aditif. Kadar karet dalam aspal adalah 15% (minimal), dan telah bercampur (bereaksi) dengan aspal panas dengan optimal sehingga karetnya mengembang. Pengertian aspal karet tersebut telah dibuat sekitar tahun 1990-an.
Sementara itu, Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) juga telah menggunakan aspal karet untuk perbaikan jalan. Bedanya, karet yang dicampurkan dalam aspal adalah karet alam yang masih mentah, bukan dari ban bekas (sudah menjadi kompon). Kemen PUPR telah melakukan uji coba pekerjaan pelapisan ulang perkerasan Jalan dengan aspal karet alam, di jalan Lido Sukabumi, Kamis (1/12/2016). Ujicoba dilakukan pada jalan sepanjang 4,2 km, lebar 10,5 m dengan kurang lebih pengerjaan 60 hari kerja. “Dari hasil pengembangan sementara ini sudah dapat dimanfaatkan aspal dengan kandungan karet alam sebesar 7 persen,”. Aspal karet alam diduga dapat meningkatkan kualitas perkerasan aspal dalam hal usia layanan dan ketahanan terjadap alur.
Beberapa faktor tentu akan membedakan kedua bahan karet yang digunakan dalam campuran aspal tersebut, yaitu ban bekas dan karet alam mentah. Dari segi harga, dapat diperkirakan bahwa ban bekas akan jauh lebih murah dibandingkan karet alam mentah, yang saat ini mencapai harga 2$ per kg. Alpino Iskandar juga menjelaskan hal yang sama yaitu bahwa harga yang diperlukan jauh lebih mahal untuk campuran aspal - karet alam, mengingat karet merupakan komoditas ekspor.
Karet alam mentah yang dicampur ke dalam aspal mungkin akan dapat membantu saat harga karet alam jatuh seperti yang terjadi selama lima tahun terakhir. Dengan dipakai sebagai campuran dalam aspal penggunaan karet alam menjadi meningkat dan harga akan naik. Namun saat harga tinggi maka ongkos aspal karet alam akan sangat tinggi dan tampaknya kurang ekonomis. Aspal karet dari ban bekas jelas lebih menjanjikan dari segi harga. Pengujian kualitas campuran aspal yang akan menjadi penentu. Pengalaman penggunaan campuran aspal karet ban bekas juga dapat menjadi acuan untuk dikembangkan lebih lanjut.
Cerita penggunaan campuran aspal dengan ban bekas sebenarnya sudah dimulai sejak 1960-an. Ketika itu di Amerika seorang bernama Charles McDonald mencari dan akhirnya menemukan cara untuk perbaikan bagian jalan yang rusak. McDonald menggunakan sepotong material dari campuran aspal-ban bekas yang dicetak dan dilapis kertas berlapis parafin, yang disebut Band-Aid. Potongan material tsb digunakan untuk menambal dan memperbaiki bagian-bagian jalan yang retak dan rusak. Dari konsep ini kemudian dikembangkan campuran aspal karet ban bekas untuk skala yang lebih luas. Dua kendala yang sering dihadapi adalah 1) diperlukan suhu tinggi, minimal 232 C, agar campuran homogen dalam waktu yang singkat dan 2) Ketebalan aspal akan bervariasi menyesuaikan permukaan jalan.
EmoticonEmoticon