May 5, 2017

Harga Karet di Lampung Terus Turun

Tags

Harga Karet Terus Turun, Ekonomi Masyarakat Terganggu

MESUJI -- Turunnya harga getah karet membuat perekonomian petani Mesuji terus memburuk. Saat ini, getah karet dihargai Rp6.000 per kilogram. Kondisi ini jauh berbeda dari empat tahun lalu saat getah karet masih dihargai Rp25 ribu per kilogram. Dani (29), petani karet dari Desa Simpang Pematang, Kecamatan Simpang Pematang, Kabupaten Mesuji, mengatakan jika dalam satu hektare dapat menghasilkan 150 kilogram getah karet per 13 hari. "Dalam sebulan, kami hanya dapat mengantongi Rp2 juta per hektare, hasil itu belum dipotong biaya perawatan. Kondisi ini sudah bertahan lama, dan kami sudah mulai kesulitan ekonomi mengingat banyaknya kebutuhan keluarga yang harus dipenuhi. Biasanya, jika masuk musim kemarau, hasil panen akan jauh turun," kata dia, Selasa (2/5/2017).

Di sisi lain, Sarwan (42), pengepul getah karet di Desa Simpang Mesuji, mengatakan jika perubahan harga karet tidak pernah menentu. Bahkan, dalam satu pekan dapat berubah harga hingga tiga kali. "Perubahan harga tidak dapat diprediksi. Harga getah karet mengikuti harga yang ditentukan perusahaan," kata dia. Akibat dari rendahnya harga karet, banyak dari petani karet beralih ke komoditas lain dengan menebang pohon karet mereka.

"Kemarin harga karet sempat membaik dan menembus Rp10 ribu per kilogram, saat ini jauh merosot lagi. Untuk itu, saya tebang semua pohon karet saya seluas satu hektare untuk ditanami singkong atau semangka. Dengan begini, semoga ada perbaikan ekonomi keluarga," kata Basid, warga Kecamatan Tanjung Raya, Mesuji. Terpuruknya harga karet berdampak pula terhadap aktivitas perdagangan dipasar-pasar. Pedagang pakaian di Pasar Brabasan, Kecamatan Tanjung Raya, Yuli, mengatakan jika selama tiga tahun terakhir, aktivitas pedagangan makin lesu. "Saat harga karet tinggi, omzet saya ikut tinggi dengan banyaknya pembeli. Tapi sejak turunnya harga karet dan makin tidak menentu, turun juga omzet saya. Dampak turunnya harga karet sangat luar biasa saya dan pedagang lain rasakan," kata Yuli.

Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Mesuji tahun 2013, luas kebun karet di Kabupaten Meauji yang ditanam masyarakat mencapai 31.237 hektare dengan 18.718.202 batang, dari 27.518 kepala keluarga. Kepala BPS Mesuji Sugaryadi mengatakan jika saat ini, BPS Mesuji masih belum merilis data yang baru. "Sensus pertanian 2013 diselenggarakan selama 10 tahun sekali. Saat ini kami masih terus mengumpulkan data perubahan yang terjadi sekecil apa pun di masyarakat terkait perkebunan karet," kata Sugaryadi di kantornya.

 Penulis M Ridwan Anas Editor Isnovan Djamaludin Lampung Post/M Ridwan Anas

http://www.lampost.co/berita-harga-karet-terus-turun-ekonomi-masyarakat-terganggu

Artikel Terkait


EmoticonEmoticon