Sebagai negara penting produsen karet alam, Malaysia tentunya juga ditopang oleh kegiatan riset yang maju. Walaupun saat ini Malaysia lebih fokus pada positioning industri hilir karet, namun penelitian konvensional di bagian budidaya tanaman juga tetap menjadi perhatian. Dari track recordnya, penelitian konvensional sudah sangat panjang dengan hasil-hasil yang telah dinikmati oleh para pengguna. Diantara hasil tersebut adalah klon-klon unggul tanaman karet yang bahkan sudah sangat populer di Indonesia. PB 260, klon paling terkenal di Indonesia, adalah bukti yang tak terbantahkan dari hasil riset budidaya karet Malaysia. Klon-klon PB lainnya juga tak kalah dari klon PB 260. Berikut ini akan kita bahas 5 jenis klon karet unggul asal Malaysia, khususnya PB, yang banyak ditanam di Indonesia.
Yang pertama tentunya adalah klon PB 260. Seperti telah disampaikan pada posting sebelumnya, klon karet PB 260 sangatlah dominan di Indonesia. Dominasi itu tentu bukan tanpa alasan. Produksi lateks tinggi adalah yang utama. Kemudahan untuk mendapatkan bibit karet klon ini juga relatif lebih gampang dibanding klon lain karena memang sudah tersebar luas di Indonesia. Selain keunggulan pasti ada juga kelemahan. Klon unggul asal Malaysia ini rentan dengan tiupan angin kencang. Banyak fakta telah membuktikan hal tersebut. Klon ini juga tidak memerlukan stimulansia (populer dengan brand ethrel) dalam kadar normal, bahkan dapat rusak karenanya. Hal lain yang perlu diperhatikan yaitu mudah diserang jamur upas bila kondisi lingkungan lembab.
"PB 260. Selain keunggulan pasti ada juga kelemahan. Klon unggul asal Malaysia ini rentan dengan tiupan angin kencang."
Selanjutnya adalah klon PB 330. Jenis klon unggul ini lebih tahan terhadap jamur upas dibandingkan PB 260. Pertumbuhan TBM nya juga bagus, jagur. Dari segi produksi juga tidak jauh dari PB 260 yaitu sekira 2 ton per hektar per tahun. Klon ini juga rentan terhadap angin karena batangnya lumayan rapuh.
Beralih ke klon karet unggul asal Malaysia yang lain yaitu klon PB 340. Klon ini relatif baru mendapat rekomendasi untuk komersil yaitu tahun 2006. Produksi lateks nya memang relatif lebih sedikit dibandingkan PB 260 tapi pertumbuhan batangnya sangat bagus. PB 340 dan 330 ini batangnya relatif lebih besar sehingga berpotensi lebih menguntungkan saat replanting untuk penjualan kayunya.
Klon PB berikutnya adalah PB 217 yang memang telah direkom sekira 10 tahun lebih dulu dibanding PB 340. Performa klon unggul ini adalah produksinya relatif tidak sebaik PB yang lain, respon terhadap stimulan dan rentan terhadap penyakit oidium.
Yang terakhir adalah klon PB 235. Klon asal Malaysia ini merupakan salah satu tetua dari PB 340. Produksi lateks tentu tidak sebaik klon PB 260. Klon unggul ini sudah agak lama dan sudah tidak lagi masuk dalam daftar yang direkomendasikan.
Itulah 5 jenis klon karet unggul asal Malaysia dengan kode PB yang populer di Indonesia. Selain PB klon karet Malaysia lainnya ada juga yang berkode RRIM yang mungkin akan dibahas pada kesempatan lain.
Ref.: Puslit Karet
EmoticonEmoticon